Di era game modern yang kerap dibanjiri sekuel berlebihan dan remake setengah hati, kolaborasi antara Dead Cells dan Castlevania terasa seperti angin segar yang membangkitkan semangat para gamer veteran kingkong 4d maupun pendatang baru. Dead Cells: Return to Castlevania bukan hanya sebuah DLC, tapi sebuah surat cinta kepada warisan Castlevania sekaligus unjuk gigi dari kehebatan Dead Cells sebagai roguelite action platformer yang tetap relevan dan semakin tajam.
saya akan membawa kamu menyelami crossover yang unik ini—dari kekuatan nostalgia, kualitas desain level, hingga bagaimana dua dunia ini bisa menyatu dengan cara yang memuaskan sekaligus menggila. Ini adalah contoh sempurna ketika kehormatan pada masa lalu bisa hidup berdampingan dengan inovasi masa kini.
Menggabungkan Dua Dunia: Ketika Belmont Bertemu Beheaded
Sejak awal, Dead Cells dikenal sebagai game dengan gameplay cepat, penuh aksi, dan sistem roguelite yang memaksa pemain belajar dari kematian berulang. Di sisi lain, Castlevania adalah salah satu waralaba paling legendaris dalam sejarah game 2D, terutama dengan gaya Metroidvania-nya yang khas. Maka ketika kolaborasi ini diumumkan, komunitas langsung gempar.
Return to Castlevania membawa pemain ke dunia klasik Dracula dengan tampilan dan nuansa khas Dead Cells. Bukannya menjadi pengalaman retro penuh, DLC ini justru menempatkan elemen-elemen ikonik Castlevania ke dalam kerangka gameplay Dead Cells yang modern dan brutal.
Yang menarik, semua ini tetap terasa pas. Beheaded sebagai protagonis tetap menjadi karakter utama, tapi kali ini ia bekerja bersama tokoh-tokoh seperti Richter Belmont dan Alucard, dua pahlawan ikonik dari dunia Castlevania yang tampil dalam cutscene dan membantu dalam misi utama.
Desain Level yang Dipenuhi Nostalgia
DLC ini menyajikan dua biome utama baru: Castle Outskirts dan Dracula’s Castle. Castle Outskirts adalah pintu gerbang ke dunia Castlevania, tempat kamu mulai mencium aroma gothic yang kental. Musik latar pun langsung membangkitkan ingatan pada klasik NES dan SNES. Lalu kamu akan masuk ke Dracula’s Castle—ikon dari semua kastil dalam sejarah game—dengan desain level yang indah, detail arsitektur yang kaya, dan jebakan yang mematikan.
Di dalam kastil ini, kamu akan menjelajahi aula berdarah, laboratorium gelap, hingga lorong penuh perangkap duri dan monster klasik seperti Medusa, Axe Armor, dan Flea Man. Meskipun semua musuh ini diadaptasi ke dalam gaya visual Dead Cells, bentuk dan serangan mereka tetap setia pada versi aslinya.
Yang luar biasa adalah bagaimana semua elemen itu bisa menyatu dengan gaya gameplay yang cepat dan responsif milik Dead Cells. Level yang awalnya didesain untuk eksplorasi di Castlevania kini terasa seperti arena kecepatan dan refleks maut.
Musuh Lama, Gaya Bertarung Baru
Salah satu kekuatan dari DLC ini adalah adaptasi musuh-musuh Castlevania ke dalam dunia Dead Cells. Flea Men, Skeleton Warrior, dan bahkan Death (ya, sang personifikasi kematian!) bukan hanya muncul sebagai cameo, tapi benar-benar menjadi ancaman nyata yang akan membunuhmu jika lengah.
AI mereka telah disesuaikan agar cocok dengan ritme cepat Dead Cells, membuat pertarungan terasa familiar sekaligus segar. Beberapa musuh memiliki pola serangan bergaya Castlevania, memaksa pemain untuk berpikir lebih taktis daripada hanya mengandalkan spam dodge dan slash.
Boss fight adalah puncak dari semuanya. Kamu akan bertarung melawan Death dan tentu saja, Dracula sendiri. Death adalah ujian ketahanan refleks, sementara Dracula membawa pertarungan epik tiga fase yang bisa menghancurkanmu dalam satu kesalahan kecil. Pertarungan ini tak hanya menuntut hafalan pola serangan, tapi juga penguasaan penuh atas build-mu.
Senjata dan Kemampuan Baru: Warisan Castlevania Hidup Kembali
Apa artinya kolaborasi tanpa perlengkapan legendaris? Di DLC ini, kamu bisa mendapatkan berbagai senjata dari dunia Castlevania, seperti Vampire Killer, Holy Water, Throwing Axe, dan Cross Boomerang. Setiap senjata memiliki gaya bertarungnya sendiri yang ikonik, tapi tetap sesuai dengan sistem upgrade dan stat Dead Cells.
Contohnya, Vampire Killer—cambuk legendaris milik Belmont—memiliki jangkauan panjang dan efek critical jika menyerang musuh dari jarak tertentu. Cross Boomerang bisa menembus musuh dan kembali, cocok untuk clear musuh dalam satu lintasan.
Ada juga skin karakter dari Castlevania yang bisa dibuka, termasuk Richter, Simon, Trevor, Alucard, dan Maria. Semua ini menambah rasa nostalgia yang sangat kuat, seolah kamu memang benar-benar sedang menjelajahi kastil bersama para pahlawan legendaris itu.
Soundtrack: Gubahan Ulang Lagu-Lagu Klasik
Motion Twin dan Evil Empire juga sangat serius dalam menghadirkan nostalgia lewat telinga. Soundtrack DLC ini menghadirkan komposisi ulang dari 51 lagu klasik Castlevania seperti “Vampire Killer”, “Bloody Tears”, dan “Beginning”.
Versi orisinalnya bisa kamu pilih jika ingin benar-benar nostalgia maksimal, namun versi remix milik Dead Cells memiliki daya ledak tersendiri—lebih keras, lebih cepat, dan sangat cocok dengan suasana intens gameplay.
Musik ini tidak hanya sebagai penghias latar, tapi benar-benar membangun atmosfer. Saat “Dance of Illusions” mulai mengalun dalam pertempuran melawan Dracula, kamu tahu bahwa ini bukan sekadar DLC biasa—ini adalah panggung kehormatan bagi Castlevania.
Bukan Hanya Fan Service, tapi Peningkatan Game Itu Sendiri
Yang membuat Return to Castlevania begitu istimewa adalah bahwa ia bukan sekadar tambahan konten nostalgia. DLC ini memperluas dunia Dead Cells dengan cara yang berarti, menambahkan replayability, variasi build, dan tantangan baru bagi pemain lama sekaligus menjadi titik masuk menarik bagi pemain baru.
Pemain bisa memilih masuk ke rute Castlevania pada awal run dengan memilih pintu khusus di Prisoners’ Quarters. Ini berarti kamu tidak perlu mengulang seluruh game utama dulu hanya untuk menikmati konten Castlevania. Bahkan jika kamu gagal dalam run tersebut, kamu tetap bisa kembali dan membuka konten lain dari DLC ini di run berikutnya.
Di sisi lain, kamu juga bisa membawa item Castlevania ke dunia utama Dead Cells, menciptakan perpaduan build yang sangat unik. Vampire Killer ditambah grenade dan skill teleport bisa jadi build overpower yang sangat menyenangkan.
Komitmen Developer yang Layak Diacungi Jempol
Dead Cells sudah lebih dari lima tahun sejak pertama kali dirilis, tapi update-nya terus mengalir. Motion Twin dan Evil Empire terbukti sebagai developer yang sangat peduli terhadap komunitasnya. Mereka tidak hanya menambahkan konten baru, tapi juga memperbaiki kualitas hidup, menyesuaikan balancing, dan menjaga agar game ini tetap terasa segar.
Dengan Return to Castlevania, mereka berhasil meraih dua hal sulit: menyenangkan fans lama Castlevania yang penuh ekspektasi, dan tetap menjaga esensi cepat, brutal, dan eksperimental dari Dead Cells.
Penutup: Kombinasi Terbaik Dua Dunia Klasik
Dead Cells: Return to Castlevania bukan hanya DLC tambahan—ini adalah bentuk penghormatan mendalam dan paduan kerja sama lintas era yang luar biasa. Baik kamu penggemar berat Castlevania atau pencinta roguelite modern, konten ini menawarkan pengalaman yang mendalam, penuh aksi, dan benar-benar menggugah.
Lewat desain level brilian, senjata ikonik, boss menantang, dan soundtrack luar biasa, game ini mengingatkan kita bahwa masa lalu dan masa kini bisa berpadu menciptakan sesuatu yang benar-benar magis.